Lisa"icong"
 
BAB I

PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang

Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari proses pendidikan. Pembelajaran yang baik akan menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula, demikian pula sebaliknya.

Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa belum mampu menggapai potensi ideal atau optimal yang dimilkinya. Oleh karena itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaaan yang sudah berlangsung selama ini.

Beriringan dengan temuan-temuan baru dalam psikologi pendidikan, pendekatan dan strategi pembelajaran fisika di sekolah juga turut berubah. Mengajar tidak lagi dipandang sebagai penyampaian sejumlah informasi kepada peserta didik, tetapi harus mampu mendorong dan membimbing siswa untuk aktif mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Selama proses pengkonstruksian konsep dan keterampilan fisika, kreativitas guru juga sangat penting bukan saja yang mengarah pada penemuan konsep, tetapi juga kemampuan guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, peningkatan kualitas pembelajaran merupakan aspek penting yang harus mendapat perhatian dari guru dan lembaga-lembaga terkait, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pengembangan profesionalisme guru dan kegiatan belajar siswa di sekolah.

Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenagkan.

B.           Perumusan Masalah

Karena banyaknya masalah yang melatar belakangi penulis dalam menyusun makalah ini, maka penulis membuat batasan-batasan masalah untuk mempermudah dalam menyusun makalah ini, yang kemudian akan dibahas pada bab ke-2. Batasan-batasan tersebut antara lain:

1.      Pengertian tentang PAKEM

2.      Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM

3.      Langkah-langkah pendekatan PAKEM

4.      Contoh materi yang disampaikan melaluli pendekatan PAKEM

5.      Tujuan dari pendekatan PAKEM

C.          Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dan Manfaat dari makalah yang kami sajikan berikut ini yaitu :

1.       Mengenali karakteristik utama PAKEM

2.       Memahami pentingnya PAKEM bagi peningkatan kualitas siswa

3.       Meningkatkan peran serta komite sekolah, orang tua dan masyarakat

untuk mendukung PAKEM.

4.       Melibatkan masyarakat untuk membantu siswa belajar

D.          Metodelogi Penulisan

Metode adalah cara atau teknik yang digunakan seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Adapun dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode  kepustakaan yaitu dimana penulis mencari data melalui buku-buku referensi yang berhubungan dalam penyusunan makalah ini dari perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, serta dengan cara elektronika yaitu dimana penulis mencari materi yang dibutuhkan melalui media elektronik, seperti  internet.

E.           Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut:

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Perumusan Masalah

C.     Tujuan Penulisan

D.    Metodelogi Penulisan

E.     Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian tentang PAKEM

B.     Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan PAKEM

C.     Langkah-langkah Pendekatan PAKEM

D.    Contoh Materi yang Disampaikan Melaluli Pendekatan PAKEM

E.     Tujuan dari Pendekatan PAKEM

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan

B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

PEMBAHASAN

A.          Pengertian Pendekatan PAKEM

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.  Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

B.           Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan PAKEM

1.             Memahami sifat yang dimiliki anak

         Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia, selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, itu merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.

2.             Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

3.             Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

4.             Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).

5.             Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6.             Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

7.             Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

8.             Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’

C.          Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.

1.      Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2.      Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3.      Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

4.       Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

5.       Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.

6.       Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari.

7.       Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu), bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.

8.       Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.

9.       Guru memberikan umpan balik.

10.   Guru memantau kerja siswa.

11.   Guru menilai pembelajaran dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.

D.           Contoh Materi yang Disampaikan Melalui Pendekatan PAKEM

Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak, jika gaya dorong diperbesar mobil bergerak atau   jika sepeda direm, sepeda akan berhenti.

Berdasarkan uraian di atas, apakah sebenarnya yang membuat mobil mainan yang mula-mula diam menjadi bergerak, dan sepeda yang mula-mula bergerak menjadi diam?

Agar mobil bergerak dan sepeda berhenti diperlukan energi (tenaga). Energi untuk mendorong mobil dan menghentikan sepeda dikerjakan, pada benda dengan suatu alat tertentu. Saat mendorong mobil Anda memakai tangan dan saat mengerem karet rem menyentuh roda sepeda hingga berhenti. Saat tangan menyentuh mobil dan karet rem menyentuh roda, maka tangan dan karet memberikan gaya tekan yang mempengaruhi benda.

Jadi, yang menyebabkan sebuah benda bergerak atau berhenti adalah energi. Energi diperlukan untuk mengerjakan gaya pada benda. Kemudian gaya akan mempengaruhi gerakan benda.

Penyebab benda bergerak ialah energi. Gaya hanya akan mempengaruhi gerak benda.

Ada beberapa pengaruh gaya pada benda bila gaya bekerja pada suatu benda  maka:

1.      Gaya akan mengubah kecepatan benda dari diam menjadi bergerak, dari bergerak   lalu berhenti.

2.      Gaya dapat mengubah arah gerak benda.

3.      Gaya juga dapat mengubah bentuk benda. Jika Anda memiliki balon, tiup dan ikatlah balon, sehingga balon tetap menggembung. Apa yang terjadi jika balon tadi kita tekan perlahan dengan tangan? Pasti Anda akan mendapatkan balon agak kempes, atau bentuk balon berubah. Perubahan bentuk balon karena pengaruh gaya tekan.

4.      Gaya dapat mempengaruhi ukuran sebuah benda, karet jika ditarik akan bertambah panjang, sedangkan pegas jika ditekan akan bertambah pendek.

Selanjutnya, coba Anda bayangkan seandainya Anda meletakkan gelas yang diam di atas meja datar, amati beberapa saat, apakah gelas tetap diam atau menjadi bergerak? Anda akan mendapatkan bahwa gelas tetap diam, karena tidak ada gaya yang bekerja pada gelas



                                              

                                                    (Gambar 1.1.)

Bagaimana jika Anda membayangkan sedang mengamati kelereng yang sedang meluncur di lantai licin yang datar, apakah kelereng akan terus meluncur bergerak atau berhenti? Jika keadaan lantai licin sempurna, Anda akan mendapatkan kelereng terus bergerak, karena tidak ada gaya yang menghentikan kelereng.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa benda yang diam cenderung untuk diam, benda yang bergerak cenderung untuk tetap bergerak. Hal ini disebut sifat kelembaman benda.

Seorang ahli fisika dari Inggris bernama Newton, merumuskan peristiwa-peristiwa seperti di atas, dan selanjutnya disebut dengan Hukum I Newton, yang berbunyi:

“Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh gaya pada benda sama dengan nol”.

Secara matematis Hukum I Newton dapat dinyatakan dengan

 

Dengan ∑F adalah resultan gaya pada benda, dengan satuan newton (N), 1 newton = 1 kg ms-2.

Contoh

1.       Pada gambar 1.2 dimaksudkan suatu benda (balok) terletak di atas bidang datar yang licin. Balok mengalami gaya tarik F1 = 15 N ke kanan dan gaya F2 ke kiri. Jika benda tetap diam berapa besar F2?

                                            

                                 Gambar 1.2. Beban mengalami dua gaya

Jawab:

Karena benda tetap diam , sesuai dengan Hukum I Newton

2.       Pada gambar 1.3 dimaksudkan beban B meluncur ke kanan dengan kecepatan tetap 4 ms-1. Jika F1 = 10 N; F2 = 20 N, berapa besar F3?

                         Gambar 1.3. Beban mengalami tiga gaya.

Jawab
Sesuai dengan Hukum I Newton, gaya yang bergerak lurus beraturan (kecepatan tetap) adalah nol.

 

F.            Tujuan Pendekatan PAKEM

1.       Siswa mampu mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam "melakukan" Sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inquiry. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut.

2.       Metode pendekatan PAKEM merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mampu mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

3.       Mampu membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.

4.       Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

5.       Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.

6.       Siswa mampu untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.

7.       Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

8.       Mampu mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

9.       Siswa mampu mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan baik.

BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Sehingga ke empat aspek tersebut haruslah berjalan secara beriringan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakn PAKEM, yaitu :

1.       Memahami sifat yang dimiliki anak,

2.       Mengenal anak secara perorangan,

3.       Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar,

4.       Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah,

5.       Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik,

6.       Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,

7.       Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar,

8.       Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.

B.      Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan tentang pendekatan belajar PAKEM, maka diajukan beberapa saran antara lain. Kepada guru disarankan agar dalam mengajarkan materi yang akan disampaikan di sekolah hendaknya terlebih dahulu memahami dengan baik materi itu sendiri serta menggunakan pendekatan yang relevan. Hal ini sangat penting untuk mengantarkan anak memahami apa yang disampaikan oleh gurunya.  Kepada orangtua disarankan agar membantu anak, utamanya mempersiapkan benda-benda nyata di rumah yang dapat dimanipulasi oleh mereka dalam rangka memahami konsep.  Terakhir, kepada pemerintah disarankan agar terus memberi dukungan materil dan moril kepada guru dalam menerapkan dan mengembangkan setiap pendekatan belajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar anak, khususnya dalam mata pelajaran fisik